Tindakan sosial: Perbuatan atau perilaku manusia untuk mencapai tujuan subjektif dirinya.
Tindakan sosial dibagi menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Bersifat Rasional
Tindakan sosial yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan tertentu
2. Berorientasi nilai
Tindakan sosial yang dilakukan dengan memperhitungkan manfaat, tetapi tujuannya tidak terlalu dipertimbangkan
3. Tradisional
Tindakan sosial yang mempertimbangkan kondisi kebiasaan yang telah baku di masyarakat
4. Afektif
Tindakan sosial yang sebagian besar tindakannya dikuasai oleh perasaan
Interaksi sosial: Hubungan timbal balik individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Syarat terjadi interaksi sosial, yaitu:
1. Adanya kontak sosial
Kontak sosial dapat terjadi apabila kedua belah pihak sadar akan
kedudukan dan kondisi masing-masing. Kontak sosial dapat terjadi dengan
bersentuhan fisik, bisa juga tidak
Kontak sosial dibedakan berdasarkan:
a. Berdasarkan bentuk:
- Kontak antara individu dengan individu
- Kontak antara individu dengan kelompok
- Kontak antara kelompok dengan kelompok
b. Berdasarkan cara:
Hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung (berbicara, berjabat tangan)
Hubungan timbal balik yang memerlukan perantara (telepon, HP, surat)
c. Berdasarkan sifat:
- Kontak positif: Kontak sosial yang mengarah pada suatu kerjasama
- Kontak negative: Kontak sosial yang mengarah pada suatu pertentangan
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari satu pihak
kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya.
Komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Komunikasi lisan: Menggunakan kata-kata
- Komunikasi non verbal: Menggunakan bahasa isyarat
Syarat-syarat terjadinya komunikasi:
- Adanya pengirim
- Adanya penerima
- Pesan
- Umpan balik (feedback)
Ciri-ciri interaksi sosial:
a. Pelakunya lebih dari satu orang
b. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
d. Ada dimensi waktu yang menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Ciri-ciri interaksi sosial:
a. Pelakunya lebih dari satu orang
b. Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
d. Ada dimensi waktu yang menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial:
1. Imitasi
Proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain
Contoh: Mengikuti mode pakaian artis
2. Sugesti
Pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara
tertentu. Sugesti dapat berupa berbagai bentuk sikap atau tindakan,
pendapat, saran dan pertanyaan. Reklame dan iklan yang dimuat di media
cetak atau elektronik merupakan bentuk sugesti yang bersifat massal.
Contoh: Iklan sampo yang diperagakan model di iklan agar produk sampo tersebut di pakai
3. Identifikasi
Keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan individu
lain yang ditiru. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi disebut
idola.
Contoh: Seorang siswa yang mengagumi gurunya, sering mengidentifikasi dirinya sebagai guru yang dikaguminya
4. Simpati
Perasaan tertarik yang timbul dari dalam diri seseorang dan
membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Agar
simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara
kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka untuk mengungkapkan
pemikirannya pihak yang lain mau menerimanya.
Contoh: Perasaan simpati seorang lelaki kepada wanita yang akhirnya menimbulkan perasaan cinta di antara keduanya
5. Motivasi
Dorongan, rangsangan, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada
orang lain, sehingga orang yang diberi motivasi melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab.
Motivasi dapat berupa sikap, perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan.
Contoh: Penghargaan bagi siswa yang berprestasi di sekolahnya, ditujukan agar siswa tersebut dapat belajar lebih giat
6. Empati
Proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka.
Contoh: Ketika kita melihat orang lain mendapat musibah, kita seolah-olah ikut menderita.
Bentuk-bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yaitu:
a. Kerja sama (cooperation)
Suatu bentuk usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama akan berkembang apabila
menghadapi situasi tertentu, antara lain:
- Tantangan alam yang ganas
- Pekerjaan yang membutuhkan tenaga massal
- Upacara keagamaan yang sacral
- Musuh yang datang dari luar
Kerja sama bisa bersifat konstruktif (membangun) bisa juga
destruktif (merusak). Contoh kerja sama konstruktif yaitu guru dan siswa
memulihkan nama baik sekolah akibat dinodai sejumlah siswa yang
melakukan tindakan kriminal. Contoh kerja sama destruktif, yaitu tawuran
antar pelajar.
Bentuk-bentuk kerja sama antara lain:
a) Bargaining: Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih
b) Cooperation: Penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya kecurangan
c) Coalition: Gabungan antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
d) Joint venture: Kerja sama dalam usaha proyek-proyek tertentu
Di pedesaan, kerja sama merupakan tradisi turun temurun, biasanya dikenal dengan gotong royong.
b. Akomodasi
Keseimbangan interaksi sosial dalam kaitannya dengan norma dan nilai
yang ada dalam masyarakat. Akomodasi merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga
pihak lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan akomodasi:
a. Mengurangi pertentangan akibat perbedaan paham
b. Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu
c. Mewujudkan kerja sama antara kelompok-kelompok yang terpisah
akibat psikologis dan mengusahakan peleburan kelompok-kelompok sosial
yang terpisah
Bentuk-bentuk akomodasi:
a. Koersi: Bentuk akomodasi yang terjadi karena adanya
pelaksanaan dari pihak lain yang lebih kuat. Contoh: Sistem pemerintahan
komunis
b. Kompromi: Bentuk akomodasi dimana pihak yang mengalami
perselisihan mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian.
Contoh: Gencatan senjata antara dua pihak yang berperang
c. Arbitrasi: Bentuk akomodasi yang melibatkan pihak ketiga
dalam menyelesaikan suatu konflik. Dalam hal ini pihak ketiga bersifat
netral. Contoh: Penyelesaian antara dua Negara yang sedang berperang
oleh PBB sebagai pihak ketiga.
d. Toleransi: Sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing
e. Mediasi: Bentuk akomodasi yang hampir sama dengan arbitrasi,
namun pihak ketiga tidak mempunyai wewenang memutuskan masalah, hanya
sebatas penasihat
f. Konversi: Konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain
g. Konsiliasi: Penyelesaian konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai di meja perundingan
h. Ajudikasi: Penyelesaian konflik di meja pengadilan
i. Stalemate: Bentuk akomodasi dimana pihak yang berselisih
mempunyai kekuatan yang seimbang. Keduanya sadar bahwa tidak mungkin
maju atau mundur sehingga pertentangan antar keduanya akan berhenti pada
suatu titik
j. Segregasi: Upaya saling menghindar di antara pihak-pihak yang bertikai untuk mengurangi ketegangan
k. Ceasefire: Menunda perselisihan dalam jangka waktu tertentu sambil mengupayakan penyelesaian konflik
l. Dispasement: Mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada objek masing-masing
c. Asimilasi
Proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat dengan
latar belakang kebudayaan yang berbeda. Usaha-usaha asimilasi meliputi
mempererat kesatuan tindakan, sikap, perasaan dengan memperhatikan
kepentingan dan tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi, antara lain:
a. Kelompok-kelompok manusia dengan berbeda kebudayaan
b. Individu-individu sebagai warga kelompok yang saling mengenal
c. Kebudayaan baru dari kelompok yang saling menyesuaikan diri
Asimilasi akan terjadi jika memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda
b. Terjadi pergaulan antara individu atau kelompok yang terjadi secara intensif dalam ukuran waktu yang lama
c. Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan diri
Faktor-faktor pendorong proses asimilasi:
a. Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-unsur kebudayaan
b. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
c. Sikap menghargai orang asing dengan kebudayaannya
d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
e. Perkawinan campuran
f. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
Faktor-faktor penghambat asimilasi:
a. Kelompok terasing
b. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru
c. Prasangka negative terhadap pengaruh budaya baru
d. Perasaan primordial bahwa kebudayaan sendiri lebih baik dari kebudayaan lain
e. Perbedaan yang sangat mencolok, seperti ciri-ciri ras, teknologi, dan ekonomi
f. Golongan minoritas mengalami gangguan oleh pihak penguasa
g. Perasaan grup yang kuat
d. Akulturasi
Proses sosial yang timbul karena penerimaan dan pengolahan
unsur-unsur kebudayaan asing tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan
asli. Akulturasi merupakan perpaduan dua unsur kebudayaan dalam kurun
waktu yang sama. Contohnya perpaduan musik Melayu dengan musik Spanyol
menjadi musik keroncong.
Unsur-unsur yang mudah diterima dalam akulturasi, yaitu:
a. Kebudayaan material
b. Teknologi baru yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioperasikan
c. Kebudayaan yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat
d. Kebudayaan yang pengaruhnya kecil
Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima dalam akulturasi, yaitu:
a. Kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat
b. Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi sangat meluas dalam kehidupan masyarakat
Individu yang mudah menerima budaya asing, yaitu:
a. Golongan muda
b. Golongan masyarakat
c. Kelompok masyarakat
2. Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif
Interaksi sosial yang bersifat disasosiatif mengarah pada pertentangan atau konflik.
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang bersifat disasosiatif, yaitu:
a. Persaingan (competition)
Proses sosial yang melibatkan individu atau kelompok yang saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai kemenangan tertentu
a) Hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya persaingan, antara lain:
- Perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang paling prinsip
- Perselisihan paham yang mengusik harga diri seseorang
- Persamaan kepetingan dalam hal yang sama
- Perbedaan sistem nilai norma dari kelompok masyarakat
- Perbedaan kepentingan politik
b) Persaingan dapat berakibat:
- Tumbuhnya solidaritas
- Timbulnya perubahan sikap baik positif maupun negatif
- Kehilangan harta benda atau jiwa manusia jika terjadi benturan fisik
- Terjadi negosiasi di antara pihak-pihak yang bertikai
c) Fungsi persaingan:
- Dapat menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang sama-sama menuntut untuk dapat dipenuhi tuntutannya
- Dapat menyalurkan kepentingan dan nilai-nilai dalam masyarakat
- Dapat menyeleksi individu-individu yang pantas memperoleh kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya
b. Kontravensi
Proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan.
Ditandai dengan sikap ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan
penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka. Kontravensi
dibedakan atas 5 bentuk, yaitu:
a) Kontravensi umum
b) Kontravensi sederhana
c) Kontravensi ultensif
d) Kontravensi rahasia
e) Kontravensi taktis
c. Pertikaian
Proses sosial yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha
memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan cara menentang pihak lain
dengan ancaman atau kekerasan
d. Permusuhan (konflik)
Keadaan yang membuat salah satu pihak merintangi atau menjadi
penghalang bagi individu atau kelompok dalam melakukan kegiatan
tertentu. Permusuhan merupakan sikap yang tidak terpuji karena
bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Faktor-faktor terjadinya konflik:
- Adanya perbedaan individu
- Berprasangka buruk pada pihak lain
- Individu yang kurang bisa mengendalikan emosi
- Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
- Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi
Macam-macam konflik:
- Konflik individu
- Konflik antara kelas sosial
- Konflik rasial
- Konflik politik
- Konflik internasional
Perbedaan persaingan dengan permusuhan:
Persaingan:
- Aktifitas yang dilakukan tidak menimbulkan reaksi yang berarti
- Tidak berniat menjatuhkan orang lain
- Dapat digunakan sebagai motivasi untuk meraih prestasi dengan hasil yang optimal
- Dilaksanakan dengan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
Permusuhan:
- Aktifitas yang dilakukan mengakibatkan reaksi keras (benturan fisik)
- Ada rencana atau niat mencelakakan pihak lain
- Muncul karena kesalahpahaman kedua belah pihak
- Dilaksanakan dengan penuh prasangka sehingga merugikan orang lain
Keteraturan sosial adalah suatu keadaan dimana hubungan-hubungan
sosial yang berlangsung di antara anggota masyarakat berlangsung
selaras, serasi, dan harmonis sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku
dalam masyarakat.
Unsur-unsur keteraturan sosial, yaitu:
1. Tertib sosial
2. Order
3. Keajegan
4. Pola
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam masyarakat. Status
sosial berhubungan erat dengan hak dan kewajiban. Status sosial
berkaitan erat dengan interaksi sosial. Pada dasarnya, status sosial
merupakan kumpulan hak dan kewajiban seseorang dalam
masyarakat.
Status sosial dibedakan menjad enam, yaitu:
1. Status yang digariskan: Status yang diperoleh sejak manusia dilahirkan.
Contoh: Anak seorang bangsawan yang lahir mendapat gelar bangsawan, jenis kelamin
2. Status yang diusahakan: Status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja
Contoh: Gelar sarjana
3. Status yang diberikan: Status yang diberikan kepada seseorang
yang telah berjasa dalam memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat
Contoh: Gelar pahlawan, penerima kalpataru
4. Status simbol: Status yang dapat dikenali dari kebiasaan hidup sehari-hari.
Contoh: Cara berpakaian, tempat tinggal, dan bentuk rumah
5. Status aktif: Status yang pada saat tertentu aktif
Contoh: menjadi seorang guru, menjadi ketua organisasi, menjadi ketua RT
6. Status laten: Status yang diam pada saat status aktif bekerja.
Contoh: Seorang pengacara yang merangkap sebagai dosen. Saat ia
menjadi dosen, status pengacaranya tidak aktif. Begitu juga sebaliknya.